KALIANDA - Disiplin adalah kunci kesuksesan setiap orang. Dengan kedisiplinan setiap orang juga bisa memanage setiap program dalam kehidupan. Wajar jika Kepala Sekolah SMPN 2 Kalianda Drs. Suratno kerap menanamkan kedisiplinan selama menjadi pemimpin disekolah-sekolah termasuk di SMPN 2 Kalianda. Baik kepada para siswa/i maupun kepada dewan guru disekolah itu. "Kedisiplinan merupakan tolak ukur keberhasilan seseorang," kata Suratno memaknai arti kedisiplinan.
Kedisiplinan, sambung Suratno, juga merupakan nilai dalam tatanan kehidupan. Tak sedikit, sebut dia, orang sukses karena menerapkan kedisiplinan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. "Disiplin juga poin plus untuk masa depan seseorang," ujar pria yang hobi berolahraga tennis ini.
Karena itu, Suratno tak segan-segan untuk menanamkan sikap-sikap kedisiplinan kepada siswa dan para guru disekolah yang dipimpinnya. Penerapan itu dilakukan baik dalam disiplin waktu, disiplin pakaian, dan disiplin pelajaran. Wajar, jika ada guru yang tidak disiplin pihak SMPN 2 Kalianda kerap memberikan punisment (hukuman'red) dan reward (penghargaan).
"Kalau tidak disiplin hukuman yang paling sering kami lakukan adalah menegur," kata mantan Kepala SMPN 1 Rajabasa itu.
Penerapan disiplin yang dilakukan Suratno memang membuat SMPN 2 Kalianda sedikit lebih berubah. Indikator keberhasilan sebuah penerapan disiplin menurut Suratno juga bisa dinilai dari evaluasi pendidikan yang dilakukan setiap semester. Dia mengklaim mutu pendidikan disekolah yang dipimpinnya selamat ini tak kalah jauh dengan sekolah-sekolah favorit yang ada di Kota Kalianda.
Suratno juga mengaku optimistis mutu pendidikan di SMPN 2 Kalianda akan semakin meningkat. Penunjang sarana dan prasarana seperti ruang belajar saat ini cukup memadai karena didukung pemerintah dalam segi pembangunan.
Menurut Suratno, seluruh ruang kelas di SMPN 2 saat ini telah diperbaiki. "Mudah-mudahan pembangunan bangunan sekolah ini menjadi motivasi agar siswa terus berprestasi," ungkap pria low profile itu.
Selama ini, tidak ada kendala dalam proses belajar mengajar disekolahnya. Keterbatasan ruang laboratorium IPA yang saat ini dimiliki sekolah yang berdiri tahun 1984 itu juga tak menyurutkan guru untuk terus memberikan pendidikan yang berkualitas dan bermutu. "Kami bersyukur dengan semua yang ada. Meski minim, upaya akan terus kami lakukan," pungkas Suratno. (edw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar