Soal Bahaya Penyakit TBC
PENENGAHAN - Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Penengahan banyak menemui kendala dalam menekan kasus penyebaran penyakit Tubercolosis (TBC). Diantaranya, kesadaran pasien yang mengidap penyakit TBC masih sangat rendah. Penderita lebih memilih membeli obat warung dibanding harus berobat ke Puskesmas sehingga proses penyembuhannya sangat sulit.
PENENGAHAN - Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Penengahan banyak menemui kendala dalam menekan kasus penyebaran penyakit Tubercolosis (TBC). Diantaranya, kesadaran pasien yang mengidap penyakit TBC masih sangat rendah. Penderita lebih memilih membeli obat warung dibanding harus berobat ke Puskesmas sehingga proses penyembuhannya sangat sulit.
Kepala Puskesmas Penengahan, dr. Diah Anjarini mengakui sulit untuk memberantas penularan penyakit yang disebabkan kuman Tubercolosis di masyarakat. Sebab, warga atau pasien yang positif terjangkit penyakit TBC enggan untuk memeriksakan dirinya ke dokter atau Puskesmas.
"Kesadaran warga untuk memeriksakan diri saat terkena gejala-gejala penyakit TBC sangat kurang. Bahkan, pasien yang sudah terkena penyakit TBC itu enggan untuk menjalani masa pengobatan selama 6 bulan. Pasien tidak tahu kalau penyakit yang dideritanya itu bisa menular kepada orang lain terutama kepada anggota keluarga pasien sendiri. Melalui udara, karena membuang dahak atau ludah disembarang tempat," jelas Diah, kemarin.
Tahun 2012 ini, lanjut Diah, Kecamatan Penengahan tercatat sebanyak 18 pasien yang positif terjangkit penyakit TBC. Jumlah itu sangat jauh dari target penemuan penderita TBC ditahun ini yakni 61 kasus. "Jumlah itu belum secara keseluruhan terdata yang mengidap penyakit TBC. Padahal, Puskesmas menyediakan pengobatan gratis bagi mereka yang mau memeriksakan diri dan berobat secara rutin," ujarnya.
Dijelaskan, masa penyembuhan pasien yang mengidap penyakit TBC berlangsung selama 6 bulan. Kurun waktu tersebut, seseorang yang mengidap penyakit harus secara rutin minum obat-obatan sesuai resep dokter agar kuman yang bersarang dalam tubuh pasien hilang. "Kalau pasien secara rutin minum obat dengan resep doketer kemungkinan 6 bulan itu sudah sembuh total. Sebaliknya, kalau pasien tidak teratur minum obat, bisa sampai lebih dari 6 bulan masa pengobatan,"pungkasnya. (ams)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar