CANDIPURO - Upaya meningkatkan hasil produksi pertanian tanaman jagung, sebanyak 75 petani jagung yang tergabung dalam kelompok tanu di Desa Batuliman Indah, Kecamatan Candipuro mendapatkan program Sekolah Lapang Pertanian Tanaman Terpadu (SLPTT) tahun 2012. Tiga kelompok tani yang mendapatkan SLPTT yakni kelompok tani Sidomaju, Tani Mukti dan Karya Makmur dan tiga Laboratorium Lapang. Selama mengikuti SLPTT, petani sangat antusias mengikuti pengamatan hama dan dapat menganalisis sistem yang berdasarkan hasil pengamatan di lapangan.
Kepala Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Candipuro, Suanda, A.Md mengatakan, tujuan dilaksanakan SLPTT untuk melaksanakan pengelolaan tanaman secara terpadu demi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani jagung. Petani diharapkan bisa mengetahui cara bertani jagung yang lebih baik dan hasil yang didapat lebih baik dibandingkan panen sebelumnya.
"Petani setelah mendapatkan SLPTT semakin tergerak untuk berubah dalam menanam jagung dan juga melakukan perawatannya. Mudah-mudahan dengan mereka mendapatkan program SLPTT dapat meningkatkan hasil produksi dan menjadi pengalaman untuk tenam selanjutnya. Saya juga mengharapkan agar petani benar-benar mengikuti SLPTT ini dengan sebaik-baiknya,"kata Suanda, Senin (17/12).
Kemis (40) petani jagung mengeluhkan, turunnya harga jagung saat musim panen membuat petani merasa dirugikan. Pada tahun lalu, dalam satu hektar petani mendapatkan panen sebanyak 8 ton. Sementara harga jagung yang dibeli para pedagang hanya Rp 1.000 perkilogram, sehingga petani hanya mendapatkan hasil Rp 400 ribu dalam satu kali panen.
"Biaya selama bertanam jagung mencapai Rp 7 juta perhektar dan hasilnya sangat jauh sekali dari harapan. Dengan SLPTT ini, kami berharap hasilnya akan mengalami peningkatan dan harganya bisa lebih baik dibanding tahun lalu. Maka dari itu, saya berharap ada upaya dari Pemerintah untuk menstabilkan harga jagung. Kalau bisa saat panen nanti, harga Rp 2.000 perkilogram ditingkat petani dan nikmatnya harga ini bisa kita rasakan pada tahun 2007 lalu, dimana harga jagung mencapai Rp 2.300 perkilogram,"kata Kemis.
Camat Candipuro, Drs. Sumardi mengatakan, kegiatan SLPTT sama-sama dilestarikan oleh petani. Selain itu, ibu-ibu juga ikut memberi semangat para suami agar rajin turun ke ladang untuk melihat tanaman jagungnya. hal tersebut agar tanaman jagung yang terkena hama bisa segera dibasmi. Dalam membasmi hama, petani juga harus bersama-sama dengan petani lainnya.
"Petani jagung harus bisa kreatif dan cerdas. Kreatif artinya petani menyemprot tanaman dengan bahan alami yang ada disekitar kita seperti sambiloto, gadung dan bahan lainnya. Cerdas yakni petani membasmi hama secara bersama-sama agar tanaman yang disemprot secara merata akan menjadikan hama mati semua. Harapan kami petani jagung di Candipuro ini akan semakin makmur kehidupannya dimasa yang akan datang,"kata Sumardi. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar