JATIAGUNG - Curah hujan yang tinggi membuat Hasil panen kakao merosot tajam, hal ini sangat dikeluhkan sejumlah petani di Kecamatan Jatiagung.
Penurunan hasil panen kakao akhir-akhir ini disebabkan tingginya curah hujan yang mengakibatkan perkebunan kakao menjadi lembab. Sehingga mendukung perkembangan jamur yang merusak buah kakao.
Zatra Riadi, petani kakao di Jatiagung saat ditemui Radar Lamsel belum lama ini mengungkapkan, penyebab busuk buah kakao merupakan penyakit yang sangat merugikan petani kakao.
Hal ini dapat menurunkan produktivitas dan sekaligus menurunkan kualitas biji yang dihasilkan. “Hampir seluruh buah kakao menjadi busuk yang akhirnya mengering, sehingga tidak dapat dipanen,” katanya kemarin.
Lanjutnya, penyakit ini terdapat hampir di seluruh areal perkebunan tanaman kakao petani di kecamatan tersebut. “Penyakit ini berkembang cukup baik, mengingat hujan yang terus mengguyur daerah ini,” ungkapnya.
Menurutnya, jenis penyakit busuk buah dibatang ini merupakan penyakit kakao yang sudah terbilang lama. Hanya saja, kata dia, karena saat ini musim penghujan tiba, maka jumlah tanaman yang mengalami serangan jamur buah kakao semakin tinggi. “Akibatnya, petani merugi cukup banyak,” katanya.
Dikatakannya, komoditas kakao sendiri bagi masyarakat Jatiagung sudah menjadi tanaman pembantu yang bisa menutupi kebutuhan sehari-hari para petani dibandingankan tanaman yang lainnya yang tidak bisa di panenen tiap bulannya.“Petani tanaman kakao mengalami musim panen yang rutin, sehingga lebih tepat untuk mendukung penghasilan para petani,” pungkasnya.(ndi)
Penurunan hasil panen kakao akhir-akhir ini disebabkan tingginya curah hujan yang mengakibatkan perkebunan kakao menjadi lembab. Sehingga mendukung perkembangan jamur yang merusak buah kakao.
Zatra Riadi, petani kakao di Jatiagung saat ditemui Radar Lamsel belum lama ini mengungkapkan, penyebab busuk buah kakao merupakan penyakit yang sangat merugikan petani kakao.
Hal ini dapat menurunkan produktivitas dan sekaligus menurunkan kualitas biji yang dihasilkan. “Hampir seluruh buah kakao menjadi busuk yang akhirnya mengering, sehingga tidak dapat dipanen,” katanya kemarin.
Lanjutnya, penyakit ini terdapat hampir di seluruh areal perkebunan tanaman kakao petani di kecamatan tersebut. “Penyakit ini berkembang cukup baik, mengingat hujan yang terus mengguyur daerah ini,” ungkapnya.
Menurutnya, jenis penyakit busuk buah dibatang ini merupakan penyakit kakao yang sudah terbilang lama. Hanya saja, kata dia, karena saat ini musim penghujan tiba, maka jumlah tanaman yang mengalami serangan jamur buah kakao semakin tinggi. “Akibatnya, petani merugi cukup banyak,” katanya.
Dikatakannya, komoditas kakao sendiri bagi masyarakat Jatiagung sudah menjadi tanaman pembantu yang bisa menutupi kebutuhan sehari-hari para petani dibandingankan tanaman yang lainnya yang tidak bisa di panenen tiap bulannya.“Petani tanaman kakao mengalami musim panen yang rutin, sehingga lebih tepat untuk mendukung penghasilan para petani,” pungkasnya.(ndi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar