Bertahun-tahun Jembatan Sukabandar Masih Darurat

Kepala Desa Legundi, Kecamatan Ketapang Armawi menunjukkan jembatan darurat penghubung di dusunnya yang hingga kini belum di bangun pemerintah.

KETAPANG - Sekitar 100 kepala keluarga (KK) di Dusun Sukabandar, Desa Legundi, Kecamatan Ketapang mengeluhkan kondisi jembatan penghubung antara Dusun I Simpang Taman dan dusun setempat.
 

Pasalnya, jembatan dengan panjang sekitar 12 meter yang terbuat dari kayu itu menghambat transportasi kendaraan untuk masuk ke dusun itu. Warga setempat jika memasukkan atau mengeluarkan barang terpaksa meletakkan barang di pinggir jembatan lalu menggotong barang sedikit demi sedikit.
 

Memang cukup ironis, peristiwa ini sudah dialami masyarakat setempat bertahun-tahun namun belum tersentuh pembangunnan dari pemerintah. Bahkan aparat desa setempat sudah berulang-ulang mengajukan pembangunan jembatan melalui musyawarah rencana pembangunan kecamatan (Musrenbangcam) setiap tahun, tapi sampai saat ini belum juga terealisasi.
 

Dengan sarana jembatan seadanya itu, ratusan kepala keluarga yang tinggal di dusun itu melintasi jembatan kayu hanya menggunakan kendaraan roda dua. Warga setempat sangat mengharapkan pembangunan jembatan untuk memperlancar transportasi menghubungkan dusun setempat.
 

Kepala Desa Legundi Armawi yang baru dilantik Bupati Lampung Selatan pekan lalu berharap pemerintah merealisasikan pembangunan jembatan yang panjang sekitar 12 meter tersebut. Mantan Kaur Kesra Desa Legundi ini mengaku sudah berulang-ulang diajukan pembangunan ke pemerintah namun hingga kini belum terlaksana.
 

"Masyarakat disni termasuk saya sangat mengharapkan jembatan kayu darurat itu segera dibangun jembatan beton. Karena warga yang hendak mengangkut hasil bumi dan lainnya sangat kesulitan. Warga terpaksa harus menggotong barang-barangnya untuk menyebrangi jembatan karena kendaraan mobil tidak bisa masuk. Warga yang mau membangun rumah terpaksa membeli bahan bangunan dan menempatkan di pinggir hembatan terlebih dulu lalu di angkut pakai angkong," tutur Armawi yang berdomisili tak jauh dari jembatan darurat itu.
 

Menurut Kades Legundi ini, warga Dusun Sukabandar terpaksa gotong royong dan swadaya membeli kayu pohon kelapa setiap enam bulan sekali untuk memperbaiki jembatan darutat itu. Selain itu, lanjutnya, warga juga swadaya membangun dinding beton yang rencananya untuk membuat jembatan beton secara permanen. "Setiap enam bulan sekali pasti kayu jembatan ini diganti. Karena batang pohon kelapa yang dipakai jembatan darurat ini tidak bisa tahan lama. Kami juga sudah buatkan dinding beton untuk bangunan jembatan hasil dari swadaya masyarakat," terangnya.
 

Armawi juga mengatakan, jalan Dusun Sukabandar bisa menghubungkan dusun lainnya di Desa Legundi banhkan tembus ke Desa Ketapang. Namun karena jembatan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, jalan penghubung antar desa itu tidak berfungsi maksimal. "Selama ini warga dari Desa Ketapang atau sebaliknya harus melalui jalan lintas dengan jarak tempuh yang cukup jauh. Kalau jembatan itu di bangun beton pasti jalan penghubung di dusun kami ini akan menjadi jalan alternatif kedesa-desa lainnya," ujarnya.
 

Bahkan gebrakan awal sejak terpilih menjadi Kades Legundi, Armawi langsung menerjunkan masyarakat dusun setempat dibantu petugas TNI melakukan gotong royong memperlebar jalan penghubung tersebut. "Setiap hari Jumat kami lakukan gotong royong membangun jalan," katanya. (man)