Keluar Masuk Dusun Harus Mengarungi Sungai
PENENGAHAN - Minimmnya perhatian dari pemerintah, membuat fasilitas dan infrastruktur yang ada di pelosok desa menjadi sangat minim. Seperti yang dialami warga Dusun Sebanjar dan Dusun Pahabung, Desa Kuripan Kecamatan Penengahan. Mereka terpaksa mengarungi sungai untuk bisa keluar masuk menuju tempat tinggalnya. Hal tersebut terjadi sejak jebolnya jembatan gantung sepanjang 26 meter karena banjir empat tahun yang lalu.
PENENGAHAN - Minimmnya perhatian dari pemerintah, membuat fasilitas dan infrastruktur yang ada di pelosok desa menjadi sangat minim. Seperti yang dialami warga Dusun Sebanjar dan Dusun Pahabung, Desa Kuripan Kecamatan Penengahan. Mereka terpaksa mengarungi sungai untuk bisa keluar masuk menuju tempat tinggalnya. Hal tersebut terjadi sejak jebolnya jembatan gantung sepanjang 26 meter karena banjir empat tahun yang lalu.
Jika sudah memasuki musim hujan seperti ini, warga setempat terpaksa melawan derasnya arus sungai Way Pisang, agar bisa menuju lahan pertanian dan tempat tinggalnya.
Pembangunan jembatan penghubung tersebut, benar-benar diharapkan oleh warga sekitar. Pasalnya, jembatan tersebut nantinya akan menjadi infrastrutur untuk akses perekonomian dan transportasi warga Dusun Sebanjar dan Dusun Pahabung Di Desa Kuripan. Bahkan, jembatan ini juga menjadi penghubung Kecamatan Palas, Sragi dan Penengahan.
“Sudah lama kami mengharapkan adanya jembatan permanen untuk memperlancar aktifitas kami mengangkut hasil bumi dari kebun kami yang ada di Sebanjar, “ ujar Sarnami (45), salah seorang warga dusun Pahabung yang memiliki kebun di dusun Sebanjar, Senin (17/12).
"Sebelumnya, jembatan gantung itu terbuat dari kawat baja dan anyaman bambu yang melintas di atas Sungai Way Pisang, dan hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua. Namun, sangat membantu aktifitas kami mas, kini jembatan tersebut sudah hilang terbawa arus, dan yang tersisa hanyalah tiang besi, dan beton saja,"jelasnya dengan nada lirih.
Menurutnya, selama ini warga lainnya juga mengangut hasil kebunnya dengan melintasi Sungai Way Pisang. Namun, pada saat musim penghujan terpaksa warga harus memutar melalui Desa Karanganyar, atau terkadang lewat Desa Sukaraja yang sudah memilik akses jembatan.
Jika melewati kedua desa tersebut memerlukan waktu tempuh yang cukup lama sehingga ongkos angut menjadi lebih besar. “Jika hujan deras nyaris Sungai way Pisang tak bisa dilintasi karena banjir. tetapi, jika kami tidak menyeberang lewat sini, jarak tempuh kami menuju kebun menjadi lebih jauh mas,” terangnya.
Mayoritas warga Dusun Sebanjar memang berprofesi sebagai petani. Mereka menanam jagung, kelapa, dan komoditas perkebunan lainnya. Ketika musim panen yang menjadi kendala adalah infrastruktur jembatan untuk sarana pengangkutan.
"Jika saat ini, kami masih bisa menyeberang, karena kami tidak perlu membawa kendaraan. Tetapi jika musim panen, dan arus sungai masih deras, kami harus rela membayar ongkos angkut yang lebih mahal,"keluhnya.
Saat dikonfirmasi, Camat Penengahan Drs.A.Kholil.S membenarkan kondisi jembatan yang sudah rusak itu. Ia mengatakan, bahwa pembangunan jembatan tersebut sudah diusulkan ke Kabupaten. Bahkan sudah ditinjau oleh instansi terkait untuk pengukuran panjang jembatan dan lokasi yang tepat untuk pembangunannya.
“Pembangunan jembatan itu memang sudah menjadi prioritas untuk penataan dan pembenahan Kecamatan. Apalagi jembatan tersebut akan digunakan untuk penghubung Desa bahkan antar Kecamatan yang sangat berguna untuk transportasi dan akses perekonomian, “ terang A.Kholil.
Pembangunan jembatan tersebut sudah diusulkan dalam Musyawarah Pembangunan (Musrembang) Kabupaten di Kecamatan Penengahan beberapa waktu yang lalu. Namun hingga kini, pembangunan tersebut masih harus menunggu untuk penganggaran.
“Bukannya tak diperhatikan, namun pembangunan jembatan tersebut memang sudah menjadi daftar prioritas untuk dibangun. Diharapkan dengan pembangunan jembatan tersebut bisa meningkatakan perekonomian warga Dusun Sebanjar,yang selama ini terisolir karena belum adanya fasilitas jembatan penghubung,”pungkasnya. (ams)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar